·
Pengertian Etika
Etika
berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos
yang berarti kebiasaan atau adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara
berpikir. Dan etika menurut beberapa ahli yaitu:
-Menurut Kamus
Bahasa Indonesia (Poerwadarminta), etika adalah ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral).
-Menurut Drs. O.P.
Simorangkir, etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut
ukuran dan nilai yang baik.
-Menurut Magnis
Suseno, etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.Yang memberi kita
norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah moralitas.
·
Pengertian Etika
Bisnis
Etika
bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika
Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma, dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
Untuk sebuah
etika bisnis yang lumrah terjadi di dunia profesional atau di sebuah perusahaan
besar maka sebaiknya melakukan beberapa etika bisnis di bawah ini: (dikutip
dari liputan6.com)
a. Sebutkan nama lengkap
Dalam situasi berbisnis, mitra sebaiknya menyebutkan nama lengkap saat
berkenalan. Namun jika namanya terlalu panjang atau sulit diucapkan, akan lebih
baik jika sedikit menyingkat.
b. Berdirilah saat memperkenalkan diri
Berdiri saat mengenalkan diri akan menegaskan kehadiran mitra. Jika
kondisinya tidak memungkinkan untuk berdiri, setidaknya mundurkan kursi, dan
sedikit membungkuk agar orang lain menilai positif kesopanan motra.
c. Ucapkan terima kasih secukupnya
Dalam percakapan bisnis dengan siapapun, bos atau mitra perusahaan, hanya
perlu mengucapkan terima kasih satu atau dua kali. Jika mengatakannya
berlebihan, orang lain akan memandang kalau mitranya sangat memerlukannya dan
sangat perlu bantuan.
d. Kirim ucapan terima kasih lewat email setelah pertemuan bisnis
Setelah mitra menyelesaikan pertemuan bisnis, kirimkan ucapan terima kasih
secara terpisah ke email pribadi rekan bisnis Anda. Pengiriman lewat email
sangat disarankan, mengingat waktu tibanya akan lebih cepat.
e. Jangan duduk sambil menyilang kaki
Tak hanya wanita, pria pun senang menyilangkan kakinya saat duduk. Namun
dalam kondisi kerja, posisi duduk seperti ini cenderung tidak sopan. Selain
itu, posisi duduk seperti ini dapat berdampak negatif pada kesehatan.
f. Tuan rumah yang harus membayar
Jika mengundang rekan bisnis untuk makan di luar, maka sang mitralah yang
harus membayar tagihan. Jika sang mitra seorang perempuan, sementara rekan
bisnis atau klien, laki-laki, ia tetap harus menolaknya. Dengan mengatakan
bahwa perusahaan yang membayarnya, bukan uang pribadi.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian
diri
2. Pengembangan
tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk
terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan
persaingan yang sehat
5. Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan
pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang
telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki
terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan
dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Ada 3
jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu:
1. Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis
yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya
dimana bisnis beroperasi.
2. Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan
yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan
tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional
perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul
seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan
tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
·
Pengertian
Etika Bisnis Menurut Dr.
H. Budi Untung
adalah
pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang
memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara
ekonomi atau sosial. Penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan
tujuan kegiatan dalam bisnis. Dalam penerapan etika bisnis, maka bisnis mesti
mempertimbangkan unsur norma dan moralitas yang berlaku di dalam masyarakat. Di
samping itu etika bisnis dapat digerakkan dan dimunculkan dalam perusahaan
sendiri karena memiliki relevansi yang kuat dengan profesionalisme bisnis.
·
Prinsip
Prinsip Etika Bisnis
Secara umum
etika bisnis merupakan acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, etika bisnis memiliki
prinsip-prinsip umum yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan
mencapai tujuan bisnis yang dimaksud. Adapun prinsip prinsip etika bisnis
tersebut sebagai berikut :
1.
Prinsip
Otonomi dalam Etika Bisnis
Prinsip
otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki kewenangan
sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan visi dan
misi yang dipunyainya. Contoh prinsip otonomi dalam etika binis: perusahaan
tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan
memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diambilnya dan
tidak bertentangan dengan pihak lain.
Dalam
prinsip otonomi etika bisnis lebih diartikan sebagai kehendak dan rekayasa
bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan keahlian perusahaan dalam usaha
untuk mencapai prestasi-prestasi terbaik sesuai dengan misi, tujuan dan sasaran
perusahaan sebagai kelembagaan. Disamping itu, maksud dan tujuan kelembagaan
ini tanpa merugikan pihak lain atau pihak eksternal.
Dalam
pengertian etika bisnis, otonomi bersangkut paut dengan kebijakan eksekutif
perusahaan dalam mengemban misi, visi perusahaan yang berorientasi pada
kemakmuran , kesejahteraan para pekerjanya ataupun komunitas yang dihadapinya.
Otonomi disini harus mampu mengacu pada nilai-nilai profesionalisme pengelolaan
perusahaan dalam menggunakan sumber daya ekonomi. Kalau perusahaan telah
memiliki misi, visi dan wawasan yang baik sesuai dengan nilai universal maka
perusahaan harus secara bebas dalam arti keleluasaan dan keluwesan yang melekat
pada komitmen tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan etika bisnis.
Dua
perusahaan atau lebih sama-sama berkomitmen dalam menjalankan etika bisnis,
namun masing-masing perusahaan dimungkinkan menggunakan pendekatan berbeda-beda
dalam menjalankannya. Sebab masing-masing perusahaan dimungkinkan menggunakan
pendekatan berbeda-beda dalam menjalankannya. Sebab masing-masing perusahaan
memiliki kondisi karakter internal dan pendekatan yang berbeda dalam mencapai
tujuan, misi dan strategi meskipun dihadapkan pada kondisi dan karakter
eksternal yang sama. Namun masing-masing perusahaan memiliki otoritas dan
otonomi penuh untuk menjalankan etika bisnis. Oleh karena itu konklusinya dapat
diringkaskan bahwa otonomi dalam menjalankan fungsi bisnis yang berwawasan etika
bisnis ini meliputi tindakan manajerial yang terdiri atas : (1) dalam
pengambilan keputusan bisnis, (2) dalam tanggung jawab kepada : diri sendiri,
para pihak yang terkait dan pihak-pihak masyarakat dalam arti luas.
2. Prinsip
Kejujuran dalam Etika Bisnis
Prinsip
kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam
mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika
dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para
pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip
yang paling hakiki dalam aplikasi bisnis berdasarkan kejujuran ini terutama
dalam pemakai kejujuran terhadap diri sendiri. Namun jika prinsip kejujuran
terhadap diri sendiri ini mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola
perusahaan maka pasti akan terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan
prinsip kejujuran terhadap semua pihak terkait.
3. Prinsip Keadilan dalam Etika Bisnis
Prinsip keadilan yang dipergunakan
untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis adalah keadilan bagi semua pihak
yang terkait memberikan kontribusi langsung atau tidak langsung terhadap
keberhasilan bisnis. Para pihak ini terklasifikasi ke dalam stakeholder.
Oleh karena itu, semua pihak ini harus mendapat akses positif dan sesuai dengan
peran yang diberikan oleh masing-masing pihak ini pada bisnis. Semua pihak
harus mendapat akses layak dari bisnis. Tolak ukur yang dipakai menentukan atau
memberikan kelayakan ini sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah diterima
oleh masyarakat bisnis dan umum. Contoh prinsip keadilan dalam etika bisnis :
dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara memberikan harga yang layak bagi para konsumen,
menyepakati harga yang pantas bagi para pemasok bahan dan alat produksi,
mendapatkan keuntungan yang wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.
4. Prinsip
Hormat Pada Diri Sendiri dalam Etika Bisnis
Prinsip
hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang
dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis
tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun
jika bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat
memberikan respon sama. Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak
menyenangkan maka masyarakat tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang
bersangkutan. Namun jika para pengelola perusahaan ingin memberikan respek
kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut para pihak yang
berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Segala aspek aktivitas perusahaan
yang dilakukan oleh semua armada di dalam perusahaan, senantiasa diorientasikan
untuk memberikan respek kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan. Dengan demikian, pasti para pihak ini akan memberikan respek yang
sama terhadap perusahaan. Sebagai contoh prinsip hormat pada diri sendiri dalam
etika bisnis : manajemen perusahaan dengan team wornya memiliki falsafah kerja
dan berorientasikan para pelanggan akan makin fanatik terhadap perusahaan.
Demikian juga, jika para manajemennya berorientasikan pada pemberian kepuasan
kepada karyawan yang berprestasi karena sepadan dengan prestasinya maka dapat dipastikan
karyawan akan makin loya terhadap perusahaan.
·
Contoh kasus
etika bisnis:
Contoh kasus hak pekerja
Lima pekerja di salah satu perusahaan
transportasi di Pasuruan diberhentikan/ di-PHK karena bergabung dengan Serikat
Pekerja. Perusahaan PO.X memiliki beberapa divisi, diantaranya adalah divisi
bengkel dan divisi kru bis. Serikat Pekerja divisi bengkel telah berhasil
menuntut hak mereka yaitu mengenai upah, upah yang diberikan sebelumnya Rp.
25.000/hari padahal Upah Minimum Kabupaten sebesar Rp. 40.000/hari dan biaya Jamsostek
yang 100% dibebankan kepada pekerja. Sekarang divisi bengkel telah menikmati
upah yang sesuai dengan UMK dan memiliki Jamsostek yang dibayarkan oleh
perusahaan.
Mengikuti kesuksesan divisi bengkel dalam
menuntut hak kerja mereka, para pekerja di divisi kru bis pun mulai bergabung
dengan Serikat Pekerja. Pekerja divisi kru bis banyak mengalami pelanggaran
hak-hak pekerja, diantaranya adalah pembagian upah yang menganut sistem bagi
hasil. Perhitungannya sistem bagi hasil tersebut adalah:
- Supir : 14% dari pendapatan bersih per hari
- Kondektur : 8% dari pendapatan bersih per hari
- Kenek : 6% dari pendapatan bersih per hari
Apabila pekerja tidak masuk kerja akan dikenakan
denda sebanyak Rp. 500.000/hari kecuali tidak masuk kerja karena sakit.
Tunjangan Hari Raya pun tidak pernah diberikan kepada pekerja. Masalah lain
adalah mengenai tidak diberikannya fasilitas jamsostek, sehingga apabila
terjadi kecelakaan kerja (kecelakaan bus), pekerja harus menanggung sendiri
biayanya.
Akan tetapi, perjuangan divisi kru bis lebih
berat dibanding divisi bengkel karena perusahaan sudah semakin pintar dalam
berkelit. Mereka tidak mempunyai Perjanjian Kerja Bersama (PKB), semua perintah
dan peraturan dikemukakan secara lisan sehingga pekerja tidak memiliki bukti
tertulis yang bisa dijadikan senjata untuk melawan perusahaan seperti halnya
yang dilakukan pekerja di divisi bengkel sebelumnya.
Kasus tersebut telah dilaporkan ke Dinas Tenaga
Kerja setempat, diputuskanlah bahwa kelima orang pekerja tersebut akan mendapat
pesangon dan kasusnya akan dibawa ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI). (Http://www.gajimu.com. Diakses dari
Internet pada Hari Selasa, Tanggal 20 Oktober 2015, Pukul 13.00 WIB.)
Kesimpulan
Dari
pengertian etika bisnis
tersebut, di bentuknya dalam sebuah perusahaan agar menjadikan perusahaan
tersebut mempunyai nilai-nilai luhur yang mesti di taati untuk meningkatkan
kinerja dan menggapai visi perusahaan. Sebuah perusahaan, yakin betul
bahwasanya bisnis yang baik dan sukses adalah bisnis yang memiliki sebuah
etika, etika bisnis ini dapat menjadi sebuah pedoman karyawan untuk menjalankan
pekerjaannya secara profesional, tanggung jawab, jujur, transparan, dan
lain-lain. Selain itu, dari pengertian
etika bisnis diatas, etika bisnis juga mengatur sebuah wilayah peraturan
bisnis yang di nilai masih abu-abu. Dapat anda bayangkan, di luar sana masih
banyak sebuah bisnis yang tidak di atur oleh ketentuan hukum.
Daftar Pustaka
-
Budi
Untung, 2012. Hukum dan Etika Bisnis. Yang Menerbitkan CV Andi Offset :
Yogyakarta
-
http://www.pengertianpakar.com/2015/01/pengertian-dan-prinsip-etika-bisnis.html